Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Taktik Fox Kuasai Indonesia

Taktik Fox Kuasai Indonesia Untuk kepentingan Republik, pemerintah memberikan monopoli dagang kepada seorang taipan film Amerika. PADA 1947, Perdana Menteri Sjahrir meminta Sumitro Djojohadikusumo berangkat ke Amerika Serikat untuk menyiapkan jalan agar sengketa Indonesia-Belanda masuk dalam agenda Dewan Keamanan PBB. Sumitro tak punya paspor, apalagi uang. Dia menembus blokade Belanda menuju Singapura dan meyakinkan Konsulat AS di sana untuk memberikan visa. Dia juga mengatur penyelundupan kapuk dan kina untuk membiayai perjalanannya. Satu kapal Amerika yang berusaha mematahkan blokade disita Belanda. Satu kapal lainnya berhasil membawa muatan ke New York tapi para bankir tak mau membayar $80.000 atas pengiriman barang-barang itu. Padahal, setiba di New York, Sumitro tak punya kontak dan uang tunai –hanya $20 di kantong. Sumitro pun melibatkan firma hukum

Toko Jepang sebagai Mata-mata

Toko Jepang sebagai Mata-mata Pemilik dan pengelola toko Jepang diduga kuat mata-mata. Mereka kembali ke Indonesia untuk bekerja pada pemerintah pendudukan.                   PEMERINTAH Jepang mengumumkan pecahnya Perang Pasifik. Orang-orang Jepang di Hindia Belanda diberi tahu bahwa perang dengan Belanda tidak terhindarkan lagi. Pada 1941, melalui kedutaan dan konsulat jenderalnya, pemerintah Jepang membujuk orang-orang Jepang yang tinggal di daerah selatan untuk kembali ke Jepang. Secara bertahap orang-orang Jepang pulang dengan kapal-kapal yang mengadakan pelayaran secara rutin ke Hindia Belanda. Kapal pertama bernama Kitano Maru mengangkut perempuan dan anak-anak pulang ke Jepang. Kapal terakhir adalah Fuji Maru. Berlabuh di Batavia pada 22 November 1941, kemudian ke Semarang, Surabaya, Kalimantan, Banjarmasin, Makassar, dan meninggalkan Indonesia melalui pelabuhan Gorontalo pada 2 Desember 1941 dengan penumpang sekira 5.000 orang

Dua Abad Ekonomi Indonesia

Dua Abad Ekonomi Indonesia Dua abad evolusi perekonomian Indonesia dikaji dengan data-data dan cara pandang baru. Judul: Ekonomi Indonesia 1800-2010: Antara Drama dan Keajaiban Pertumbuhan | Penulis: Luiten van Zanden dan Daan Marks | Penerbit Buku Kompas | Terbit: November 2012 | Tebal: 512 halaman | Foto: sampul buku. BERMULA dari kunjungan Luiten van Zanden dan Daan Marks ke Arsip Nasional Republik Indonesia, terbersit keinginan untuk menggali sebuah misteri di balik perkembangan ekonomi Indonesia: bagaimana bisa sebuah negara seperti Indonesia, dengan segala sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah, mengalami arah pertumbuhan yang tak menentu dan timpang? Mulailah mereka bekerja. Hasilnya sebuah karya yang, menurut Thee Kian Wie dalam pengantar buku ini, “merupakan sumbangan yang amat penting bagi khazanah kepusta

Kapitalisme "Unik" ala Indonesia

Kapitalisme "Unik" ala Indonesia Kapitalisme Indonesia, yang didukung militer, unik dan berbeda dari kapitalisme di banyak negara. MESKI sudah lewat 20 tahun lebih sejak kemunculannya, Rise of Capital masih punya relevansi dengan kondisi sosial-ekonomi dan politik Indonesia saat ini. Di saat banyak orang merindukan masa Orde Baru, buku ini seakan mengingatkan betapa banyak sisi buruk rezim itu. “Relevansi buku Rise of Capital lebih relevan lagi dengan tanda-tanda bangkitnya kembali Orde Baru,” ujar sejarawan Hilmar Farid dalam peluncuran buku terjemahan ini di Jakarta. Fay, panggilan Hilmar Farid, ingat respon luas ketika buku ini terbit pada 1987. Masyarakat, khususnya kaum intelektual dan aktivis, saat itu memasuki puncak kebosanan terhadap Orde Baru. Karya-karya ilmiah yang lahir mayoritas hanya puja-puji terhadap rezim yang militeristik itu. Buku Robiso

Duit

Duit Ini perkara duit. Teryata duit dari zaman dahulu kala selalu bikin jadi perkara.                   SEMUA orang di negeri ini tahu kalau memberantas korupsi itu lebih sulit daripada memberantas ketombe. Itu sebabnya Indonesia butuh lebih dari sekadar sampo anti-ketombe. Memerangi korupsi sudah dilakukan semenjak awal republik ini berdiri. Beragam lembaga telah didirikan, berbagai cara telah dilakukan, tapi rupanya korupsi bukan lagi wabah yang bisa dibasmi begitu saja. Prilaku koruptif seperti telah bermimikri jadi gaya hidup. Celakanya lagi, mengutip Bung Hatta pada 1970-an ketika mega korupsi Pertamina terjadi, “Korupsi telah jadi budaya,” katanya. Mungkin kecenderungan yang sama sudah diendus lebih dulu oleh antropolog Professor Koentjaraningrat yang menulis bahwa orang Indonesia itu punya “mentalitas menerabas”, berani melanggar hukum demi cepat sampai tujuan. Cepat kaya salah satunya. Di zaman yang serba bayar ini (bahkan kencing dan berak pun

Bukti Terbaru Asal Usul Manusia Modern

Bukti Terbaru Asal Usul Manusia Modern Peneliti menemukan bukti terbaru asal usul manusia modern. Manusia dari ratusan ribu tahun lalu ini diduga mirip manusia sekarang.                   Ilustrasi evolusi menjadi manusia modern. (isciencemag.co.uk). Homo sapiens modern pertama kali muncul di Afrika lebih dari 300.000 tahun lalu. Namun ada perdebatan besar di antara para sarjana apakah orang-orang pertama itu sama seperti orang yang sekarang hidup. Artinya, itu dalam kapasitas mentalnya, dan bila mereka hidup di tengah-tengah masyarakat sekarang akan sulit membedakan mereka dari manusia modern lainnya. Kendati begitu, para arkeolog percaya kalau orang-orang awal yang mirip seperti orang masa kini pernah hidup dalam komunitas kecil pada zaman es di pantai Afrika Selatan. Setidaknya 100.000 tahun lalu. Peneliti dari University of Huddersfield dengan rekannya dari University of Cambridge dan University of Minho di

Mula Operasi Plastik

Mula Operasi Plastik Bermula dari kebutuhan untuk memperbaiki luka para korban perang, operasi plastik kemudian juga memperindah bagian tubuh. Tiddo Reddingius (duduk paling kiri) bersama rekan-rekannya di CBZ. (A Brief History of the Development of Plastic Surgery in the Netherlands East-Indies). KRISDAYANTI, Mpok Atiek, dan Nikita Mirzani mengaku melakukan operasi plastik. Para selebriti tersebut menjalani bedah estetis (kosmetik) untuk memperindah penampilan. Operasi plastik juga dilakukan pasien penderita tumor kulit, bibir sumbing, atau luka bakar. Operasi plastik golongan terakhir ini disebut bedah konstruktif.  Tujuannya untuk menangani bagian tubuh yang cedera. Praktik operasi plastik di Indonesia bermula dari masuknya pengetahuan medis Barat. Mulanya, bedah plastik ditujukan hanya untuk perbaikan, khususnya pa

Meluruskan Fakta Pertemuan Soeharto dan Sultan

Meluruskan Fakta Pertemuan Soeharto dan Sultan Pertemuan klandestin yang diabadikan dalam relief. Ada yang melenceng dari fakta sejarah. Relief pertemuan Sri Sultan Hamengkubuwono IX (kiri) & Letkol Soeharto (Foto: Repro "Takhta untuk Rakyat") LANGIT Kota Yogyakarta sudah gulita. Malam itu, 13 Februari 1949 , sekira pukul 11, Lettu Marsudi “menyelundupkan” Overste (letnan kolonel) Soeharto masuk kota dan k e raton. K omandan Wehrkreise (WK) III sek alig u s komandan Brigade X-Mataram itu dibawa menghadap Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) IX dalam sebuah pertemuan klandestin. Sejak Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, Yogyakarta berada di bawah kuasa Belanda. Propaganda diumbar Belanda bahwa RI dan TNI sudah punah. Tapi ada setitik terang di lorong gelap. Sultan yang saban tempo mendengar siaran radio mancan

Razia Homoseksual Zaman Kolonial

Razia Homoseksual Zaman Kolonial Razia besar-besaran kaum homoseksual. Ada motif politik di balik gerakan antihomoseksual. Biro Polisi Susila. (geronimohoorspelen.nl). Tiga perempuan ditetapkan sebagai tersangka karena kampanye hitam. Dalam video yang viral, mereka menyebut jika Joko Widodo terpilih kembali menjadi presiden maka azan akan dilarang dan LGBT ( Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) akan dilegalkan. Selama ini memang kelompok LGBT mendapat penolakan dari berbagai kalangan dalam bentuk  aturan yang diterbitkan pemerintah-pemerintah daerah, persekusi, pemidanaan, pembubaran acara, dan sejumlah kekerasan lainnya.  Penolakan itu dengan berbagai alasan. Mulai soal moral, penyebab bencana, sampai keyakinan kalau kelompok LGBT telah dirasuki jin sehingga harus di- ruqyah . Upaya menghapus kelompok LGBT dari masyara

Antara Perempuan dan Politik

Antara Perempuan dan Politik Supeni menolak pemisahan perempuan dari partai politik. Kritiknya tak asal bunyi, ia jadi tokoh penting dalam PNI. Supeni kala menemani Sukarno menyambut Putri Michiko dari Jepang. Sumber: Supeni Wanita Utusan Negara. PROKLAMASI mengubah konfigurasi politik. Ketiadaan musuh bersama membuat lelaki menjadi makin dominan dalam bidang politik sementara perempuan disingkirkan dan dianggap lebih layak bergerak di bidang sosial. Organisasi perempuan yang bercorak keagamaan, misalnya, kebanyakan berjalan dengan pembagian kerja model ini. Kecenderungan seperti itu dikritik para aktivis perempuan, salah satunya Supeni. Cora Vreede-de Stuers dalam Sejarah Perempuan Indonesia menyebut Supeni menolak keras pemisahan perempuan dan partai politik. Menurutnya, perempuan harusnya dianggap setara dan disamakan statusnya dengan lelaki untuk ikut andil dalam urusan-urusan politik. Pendapat

Berita Berujung Pidana

Berita Berujung Pidana Kisah beberapa media yang harus berhadapan dengan hukum karena dianggap mencemarkan nama baik dan menghina. Meme Tirto yang bermasalah. Media daring Tirto.id bikin keramaian di lini masa. Dalam akun twitter -nya, media ini mengunggah kartun grafis yang bernada provokatif. Sebuah meme menampilkan komentar Kiai Haji Ma’ruf Amin yang dipenggal: “....Zina bisa dilegalisir....” Satu meme lagi juga mengutip pernyataan Sandiaga Uno yang diplesetkan: “Kami akan hapuskan UN” yang kemudian ditanggapi oleh Pak Tirto (maskot Tirto.id ): “Eh..? Kirain apus NU…” Sebagaimana umum diketahui NU adalah organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.   Dua meme tersebut diolah menanggapi debat calon wakil presiden yang dihelat baru-baru ini. Bermaksud jenaka namun kartun grafis tersebut malah dianggap  menyudutkan. Alih-alih menjadi hiburan, kecaman justru berdatangan dari warganet. Pengurus Besa

Masjid Sukarno di Rusia

Masjid Sukarno di Rusia Kunjungan Sukarno ke Leningrad pada 1956 membawa berkah bagi muslim di kota itu. Masjid Agung St. Petersburg. MATA Presiden Megawati Sukarnoputri berkaca-kaca. Kisah tentang jasa mendiang Presiden Sukarno yang dibacakan Imam Besar Masjid Agung St. Petersburg, Zhapar N. Panchaev, membuatnya terharu, sewaktu berkunjung pada April 2003. Hampir 50 tahun lalu, Megawati –kala itu belum berusia sepuluh tahun– ikut rombongan ayahnya melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet, Agustus-September 1956. Usai mengunjungi beberapa pabrik di Leningrad, rombongan Sukarno melanjutkan tur kotanya. Sewaktu melintasi Trinity Bridge, mata Sukarno terpaku pada bangunan biru berkubah di kejauhan. “Dalam taksiran Soekarno, bangunan itu jika sebuah masjid, mampu menampung lebih dari 3000 muslim bersembahyang berjamaah,” tulis